Partai Indonesia, Asean Thailand



Tiba-tiba dapat pesan dari teman yang baru saja pulang ke Indonesia. Begini bunyinya:

"\Indonesia dan Thailand sama saja, banyak bendera yang terpasang di pinggir jalan. Bedanya, kalau di Thailand bendera-benderanya negara Asean. Kalau di Indonesia bendera-benderanya partai"

Sesaat saya tersenyum geli. Tetapi, setelah saya pikir-pikir, ini miris. Kembali terngiang kata-kata pak Rauf, Kedubes RI untuk Kerajaan Thailand, beliau menyampaikan dalam pidatonya:

"Dulu, kita bersitegang untuk menerima AEC (Asean Economy Community, ed) atau tidak. Sekarang, bukan saatnya lagi. Mau tidak mau kita akan melaksanakan AEC. Pertanyaan selanjutnya, sudah sejauh mana kesiapan kita?"
Saya dulu memang yang paling bersikukuh untuk menolak kebijakan pemerintah tentang CAFTA. Kenyataanya kita memang belum siap. Sosialisasi yang dilakukan untuk menyonsong kegiatan ekonomi yang lebih luas ini seperti sealakadarnya saja.

Kenyataan yang berbeda dengan apa yang saya dapatkan di Negara Dapur Dunia (kitchen of the world) ini. Dimana-mana banyak berdiri tegak bendera-bendera ASEAN. Dimana-mana sudah banyak dibuka kursus bahasa negara-negara ASEAN. Dimana-mana riset tentang pasar, ekonomi, dan produk ASEAN sedang marak.

Thailand sudah siap menjadi AEC. Indonesia?

Nampaknya kita masih sibuk dengan diri kita sendiri. Sibuk dengan Pilpres 2014. Politik praktis yang maaf, itu-itu saja. Media lebih banyak menyorot kebobrokan partai oposisi. Kagak ngerti deh saya. Ntar kalau udah diserang secara ekonomi sama negara-negara AEC lain, baru pada ribut. Pada menyalahkan satu sama lain. Di buat debat-debat di TV. Hadeh...

Adjuuu.... Indonesiah... Indonesiah... Ndak pernah berubah-ubah ya. *negara gue nih.

Bang Bro Menperin, buat langkah preventif gitu kek, jangan kebanyakan seminar-seminar mulu dong. #eh Haha.

2 komentar:

  1. jika dilihat jaman sekarang, adalah jamanya negara politik, berbeda dengan jaman sebelumnya soekarno adalah jaman kemerdekaan, soeharto adalah jaman pembangunan, sehingga para elit pun berebut kekuasaan politik, tapi kita jangan sampai acuh, ga mau dekat, alergi politik, masuklah ke ranah politik, perbaiki, tidak akan mungkin bisa memperbaiki jika kita berada di luar pemerintahan,,,

    BalasHapus

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut