Antara Sejarah dan Jadul



Sejak masih kecil, banyak hal aneh yang ada pada diri saya. Mungkin karena saya terlalu logis menjadi anak kecil. Si Alfa kecil sering kali melakukan protes-protes tentang suatu hal yang menurut orang lain tidak penting, wabil khusus untuk anak kecil. Tapi menurut saya ini penting. Penting banget. Haha.
 
Saya paling tidak suka nonton film Power Ranger. Film ini terlalu norak menurut saya. Kostum yang digunakan Power Ranger jelek sekali. Masa berantem saja pakai helm. Emangnya tukang ojek? Saya paling malas juga nonton film Ultramen. Itu kenapa lampu pidip-pidipnya selalu nyala di akhir-akhir? Apa kah seorang super hero harus kehabisan baterai dulu baru jadi hebat? Juga, teman saya selalu bilang kalau saya banyak cincong (bacot) kalau sedang nonton dragon ball. Semuanya di protes. Manusia terbanglah. Kapsul terlalu kecil lah. Rambut tegak super saiya lah. Tuhan kalah sama manusia lah. Bahkan potongan rambut Trunks saja saya protes. Haha.
 
Memang saya terlalu terbawa logika. Semuanya harus masuk di akal. Bahkan oleh Bibi saya dulu, saya dikategorikan sebagai anak yang terlalu rumit. Ini dan itu harus pas. Harus sesuai dengan dunia nyata.
 
Saya tidak suka dengan dongeng. Menurut saya dongeng itu terlalu idealis. Ada tokoh jahat dan ada tokoh baik, pada akhirnya tokoh baik akan menang dan mereka hidup bahagia selamanya. Sehemat saya dongeng adalah sebuah cerita yang sangat membosankan. Saya lebih menyukai sejarah dari pada dongeng.
 
Salah satu hobi saya selain bermain adalah main ke museum. Dua hal unik yang selalu menyita perhatian saya di museum Asi Mbojo (Istana Bima) adalah jendelanya yang pecah dan sumur tua yang gelap. Jendela yang pecah itu konon katanya saksi bisu saat perang melawan Belanda. Dan sumur tua adalah jalan rahasia yang digunakan oleh geriliawan untuk menjalankan strategi perang. Sumur itu tembus hingga ke pantai, benar atau tidak, saya tidak tahu.
 
Satu hal yang pasti, saat duduk di bangku sekolah dasar, saya dikenalkan pelajaran sejarah Bima. Saya selalu dijadikan patokan oleh ibu guru sebagai jawaban yang benar atau salah. Bahkan, kalau ada pertanyaan yang membingungkan ibu guru, beliau selalu bertanya kepada saya. Haha. Lucu memang.
 
Dan ketertarikan saya terhadap sejarah masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa kali saya meminta uang tambahan kepada Ibu dulu untuk membeli buku. Mungkin Ibu saya menyangka bahwa saya akan membeli buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran kuliah. Tentu tidak. Eh, kadang-kadang iya. Tapi 'kadang banyak' saya gunakan untuk membeli satu paket buku sejarah. Seusai menyelesaikan program sarjana, Ibu ingin semua buku itu dibawa pulang di rumah, mau dijadikan perpustakaan katanya. Pasti dia akan terkejut mendapati kenyataan bahwa buku-buku saya ternyata buku tentang sejarah dan biografi. haha. Maafkan saya Ibu.
 
Sejarah sudah menjadi bagian hidup manusia. Tanpa sejarah, manusia tidak pernah bisa tahu alur perkembangannya. Suka atau tidak suka, sejarah akan menjadi tolok ukur kemajuan hidup manusia. Tapi sayangnya, banyak diantara kita yang masih beropini bahwa sejarah hanya dipelajari oleh mereka-mereka yang Jadul (jaman dulu).
 
Ah, biarlah orang mengatakan saya Jadul, yang jelas ada beberapa ungkapan tentang sejarah yang saya sukai.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya

Jas Merah. Jangan Melupakan Sejarah.

Sejarah adalah apa yang diceritakan oleh mereka yang menang.
Setiap orang berhak untuk mewarnai sejarahnya sendiri
Dan yang paling penting, suatu saat kita hanya akan menjadi nama dalam sejarah. History is awesome! Saya suka sejarah sama seperti saya menyukai fotografi, naik gunung, dan ilmu tentang manajemen industri.

Salam. :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut