Mahesa #5 Kebenaran


 
Setiap agama memang selalu memiliki konsepnya sendiri tentang kehidupan. Meski tidak semuanya membicarakan tentang akhirat. Maka tidak semua membicarakan tentang hari pembalasan. Konsep kebaikan akan selalu menjadi sudut pandang yang berbeda-beda. 
 
Termasuk Islam, ialah agama yang paham betul bahwa kehidupan dunia hanyalah 2,5 jam dari waktu akhirat yang tidak berujung. Sebuah ajaran tentang waktu tak terhingga yang kebanyakan filsuf tidak bisa menerimanya.

Seorang pemuda berdiri menatap sebuah bangunan kuno di hadapannya. Tinggi-tinggi dia mendongak ke atas. Hingga puncaknya yang mengkerucut, ia terusik oleh cahaya mentari yang menusuk pupilnya. Menyilaukan. Berdiri juga di sampingnya seorang pemuda yang baru ia temui di jalan. Mereka menatap bangunan yang sama.

“Apa yang engkau lihat di sana, Sira?”

“Aku tidak melihat apa-apa, Mike, kecuali bangunan ini menjadi saksi sejarah betapa peradaban itu luar biasa membebani manusia.” Tampak raut wajahnya berubah, penuh dengan ketertarikan.

Mike seorang atheis, baginya agama hanyalah kepercayaan. Mungkin seperti dongeng yang menarik didengarkan. Bertanyalah ia, "Apa yang membuatmu begitu yakin bahwa Tuhan itu ada?", kemudian Sira tersenyum seraya meminta, "Tolong jelaskan kepada saya, bagaimana bisa saya bertemu dengan kamu?" 
 
Mike berkata bahwa itu hanya lah kebetulan, Sira bertanya kembali, "Apakah kebetulan itu masuk ke dalam prinsip ilmiah yang kamu maksudkan, probabilitas 1: 7 miliar orang di bumi?"

"Jadi, hanya dengan itu saja Tuhan ada?" Jika kamu percaya, dan mau sedikit menggunakan logikamu, kata Sira. "Kalau memang Tuhan itu ada, kenapa tidak di surga saja kita ditempatkan sejak awal, kenapa harus ada skenario pengutukan, katanya Tuhan Maha Pengasih"

Lama Sira menatap matanya dalam-dalam, "Pertanyaan teologismu itu, tidak lebih seperti pertanyaan anak kecil saat aku menceritakan kisah adam dan eve (baca: hawa), Tuhan tidak mengutuk, bahkan membenci, jikalah kita dibenci, tak serupa itu engkau dibuat, tak seindah itu ibumu diciptakan. Tuhan menempatkan kita di dunia, agar manusia mengerti, bahwa untuk mendapat kita harus memberi. Apa yang sudah kamu beri kepada Tuhan, itu lah yang kamu dapat. Bukankah memang begitu logikanya?"

Tapi, Dia Tuhan, apa lagi yang dia butuhkan, selanya. "Dia tidak membutuhkan apa-apa, seperti dewa-dewa yang diceritakan dalam mitologi yunani. Itu filosofi sesat. Sekali lagi, Tuhan tidak butuh apa-apa, tetapi Manusia butuh pemahaman, kenapa dia masuk surga dan kenapa dia masuk neraka. Itu lah kenapa kita dibekali ilmu pengetahuan, sebab-akibat."

Mike terdiam sesaat, "Kalau Tuhan itu memang satu, kenapa agama ada banyak? Apa agama Tuhan sebenarnya?" Sira menepuk bahunya, kemudian menatap matanya lebih dalam, "kenapa Saya diberikan dua mata, sedangkan satu mata saja sudah cukup untuk melihat dunia ini?" Mike terlihat bingung.

"Di dunia ini," lanjutnya, "kebenaran hanya ada satu, menjadi banyak karena telah diartikan" Maka jeli lah melihat kebenaran itu, tutupnya.

1 komentar:

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut