Uni Harokah!



“Kita memang punya OKI (Organisasi Kerjasama Islam, red ), tapi kok nampaknya seperti nggak punya gigi. Kalau Eropa punya Uni Eropa, kenapa kita nggak pernah bisa punya Uni Harokah?” (Musholi, 2012)

Mudahnya, saya menulis ini bukan atas nama golongan. Murni karena saya seorang muslim.  Tulisan ini memang hanya sebatas pendapat, tak banyak memang data yang saya sampaikan. Namun, saya berharap, pendapat ini berupa hal yang persuasif. Saya ingin mengutip Firman Allah, yang semoga apa yang menjadi opini saya dapat relevan acuannya ke surah As Saff ayat 4:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوصٌ
Artinya, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Sejak dulu, umat Islam sudah memiliki banyak sekali musuh. Mau itu musuh yang sifatnya nyata, atau musuh yang tidak nyata. Dan dewasa ini, saudaraku, para pembenci Islam sudah terang-terangan memusuhi kita.

Tidak hanya itu. Mereka mau menghilangkan ego diantaranya untuk bersatu padu. Menjadikan Islam sebagai musuh bersamanya. Lihat surah Albaqarah ayat 113, diantara Yahudi dan Nasrani, ada kebencian. Namun, kebencian itu mereka sisihkan, karena hadirnya Islam.

Jadi begini, saudaraku. Musuh telah bersatu padu, dalam rancangan menghancurkan Islam. Saya percaya. Siapapun yang beriman kepada Alqur’an, percaya akan hal itu. Maka bagaimanakah kondisi Islam saat ini? Bukankah kita telah dicerai berai. Atau tanpa disadari tercerai berai. Atau hanya pendapat saya saja bahwa kita tercerai berai?

Ambillah saja contoh Islam di Indonesia. Yang tidak dapat disangkal, kita adalah negara Islam terbesar di dunia. Maaf, saya ganti, kita adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Kenapa saya ganti? Pastinya sebagian Anda tidak setuju bahwa kita saat ini adalah negara Islam. Jadi, yang paling pas dan sesuai dengan realitas saat ini adalah negara dengan penduduk yang penganut Islam terbesar di dunia.

Di Indonesia, ada Muhammadiyah. Ada Nadhlatul Ulama. Ada Front Pembela Islam. Ada Ikhwanul Muslimin. Ada Hizbut Tahrir. Ada Majelis Rasulullah. Ada Jamaah Tabligh. Dan masih banyak ormas-ormas Islam lainnya. Juga tentunya, mereka, muslim yang tak tergabung dalam kelompok apapun. Jangan dilupakan.

Mereka mengatasnamakan Islam. Betul. Mereka mengharapkan kejayaan Islam. Betul sekali. Koreksi saya, jika saya salah, kiranya kita tidak melangkah dalam satu barisan yang kokoh. Atau. Atau sepengetahuan dan sehemat saya. Mereka bersinergi. Ya, mereka-mereka yang duduk sebagai tokoh-tokoh Ormas Islam itu bersinergi. Membahas masalah umat bersama. Tapi, nampaknya ‘kroco-kroco’ di bawahnya yang suka ‘bawel’. Caci sana. Caci sini. Merasa golongannya lah yang paling benar. Ini yang tampak dan mengisyaratkan bahwa Islam telah terpecah belah.

Kita punya Hizbut Tahrir Indonesia. Saya dukung sekali. Mereka gencar sosialisasi tentang Khilafah. Kita punya Ikhwanul Muslimin, mereka masuk ke sisi pemerintahan. Kenapa tidak, saya juga dukung. Kita punya Jamaah Tabligh, mereka menjadikan Masjid sebagai pusat kesejahteraan masyarakat. Bagus sekali. Kita punya FPI, yang gencar kepada penegakan dan ‘pemberantasan’ maksiat. Kita punya banyak ormas islam lain. Lalu kenapa kita harus saling membenci satu sama lain? Bukankah seharusnya bersatu padu?

Kita sudah punya musuh yang terlalu besar. Kenapa kita harus menjadi lidi-lidi yang berserakan? Anda tentunya pernah belajar filosofi ini di waktu SD, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Apakah hal ini menguap begitu saja?

Pernahkah saudaraku bayangkan, bagaimana tertawa terpingkal-pingkalnya musuh Islam, karena mereka berhasil memecah belahkan kita? Di saat mereka sibuk menjatuhkan satu persatu kawan-kawan muslim kita. Ternyata kita malah sibuk ‘menyerang’ satu sama lain. Tidak malukah kita kepada Allah?

Saudaraku, Allah sangat mencintai hamba-hambanya-Nya yang berjalan dalam satu barisan yang kokoh. Jikalau kita mencintai Allah. Kenapa kita tidak membuat Allah cinta kepada kita? Dengan membentuk satu barisan yang kokoh.

Jika Eropa yang terbentuk oleh ideologi (ide-ide manusia) mampu membentuk Uni Eropa, kenapa kita agama rahmatan lil alamin yang dasar hukumnya berasal dari Sang Maha Pencipta, tidak mampu menyatukan diri, dalam satu Uni Harokah? Atau ego golongan diantara kita, melebihi ego orang-orang yahudi, nasrani, dan mereka yang tidak berilmu? Naudzubillahimindzalik.
 
Saudaraku, sudah bukan saatnya lagi kita membahas saya golongan apa dan kamu golongan apa. Ini saatnya kita saling berpegangan tangan lebih erat. Musuh kita, bukan umat muslim. Musuh kita adalah mereka yang memusuhi Islam. Kamu HTI, IM, Muhammadiyah, JT, NU, FPI, atau Ormas Islam lainnya? Kalau saya, Islam.

Tulisan ini tidak bermaksud menghapus golongan apapun. Tidak. Apalah daya tulisan ini dibandingkan dengan konstitusional ormas Islam yang eksis. Tulisan ini hanya mempersuasif. Kita Islam dan kita patut memperjuangkan Islam dengan metode masing-masing. In shaa Allah, niat dan caranya baik. Jikalau menurut Anda kurang baik, biar Allah yang menilai, Saudaraku. :)

Uni Harokah*!
*bukan nama golongan, namun istilah yang saya pinjam dan saya pakai untuk mendefinisikan kesatuan harokah-harokah Islam yang ada.

4 komentar:

  1. Alfaaaa!! Speechless... berasa alfa tadi ikutan obrolan ichi :)

    BalasHapus
  2. setujuuu, gw yakin para pemimpin kita sekarang lagi kerja keras untuk menjalankan islam. cuma kroco2 yang ngerasa paling bener aja nyerang satu sama lain.huhhhh....

    BalasHapus
  3. Memang saling melengkapi ya ternyata, semoga satu sama lain tidak saling merasa paling penting dalam kepentingannya.

    BalasHapus

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut