Mesir, Moursi, dan keManusiaan

Moursi Sketch by Irma Firlani

Sejak dulu saya sangat ingin menulis tentang Mesir dan tragedinya. Meskipun hanya dari hemat saya. Tapi, entah kenapa saya selalu tidak memiliki ide ke arah sana. Saya banyak membaca artikel tentang mesir, -meski kebanyakan media yang memihak Moursi- namun saya khawatir hanya akan mengulang apa-apa yang sudah diterangkan oleh media. 

Terakhir, saya baru menyadari. Tragedi yang menimpa mesir memang bukan lagi menjadi perang antar golongan. Ini sudah menjadi pelanggaran HAM dan mencoreng misi Arab Spring yang diusung oleh Amerika dan sekutunya.

Keadilan saat ini memang selalu menjadi tanda tanya. Tapi tak aneh lagi, kita ini umat akhir zaman. Fitnah itu merebak dan menyebar ke mana-mana. Salah satunya, sodara kita yang berada di Mesir. Ikhwanul Muslimin dan Salafiyah.

Aneh memang. Atau mungkin Amerika telat bertindak seperti halnya negara timur tengah lain. Istilah saya "Memaksakan Demokrasi". Saat Amerika dan sekutunya menyebarkan misi demokratisasi semua negara, sebenarnya Amerika dalam misi mengontrol dunia. 

Bro, coba kalian pikir aja, negara macam apa yang mau menghabiskan uangnya untuk negara lain? Negara se-adikuasa apa pun pasti ada maunya. Mending Amerika gunain duitnya buat di bagi-bagi ke rakyatnya sendiri ketimbang ke negara lain. Ini jelas bukan tentang moralitas masyarakat dunia. Ini misi menguasai dunia dan terlebih lagi konflik sejarah.

Amerika telat bertidak. Saat berlangsungnya pemilu pertama mesir secara 'benar-benar' demokrasi, Amerika kecolongan oleh Partai Keadilan dan Kebebasan. Seharusnya, yang menjadi presiden bukan Moursi. Tp orang lain. Orang lain yang bisa diajak diskusi dengan Amerika dan menerima keputusan mereka. Ini jelas, amerika kecolongan agenda setting demokrasi di Mesir.

Maka terjadilah provokasi kudeta oleh massa tamrud. Lihat bagaimana provokasi itu dengan cepat menyebar menjadi pengalihan pemerintahan. Dengan bahasa yang lebih layak, ini kudeta militer. Amerika tak mau mengakui ini kudeta, jelas, kudeta bertentangan dengan cita-cita demokrasi. Terlebih lagi suara Anti-Moursi tidak bisa mewakili lebih dari setengah masyarakat Mesir. Bahkan mungkin jauh lebih sedikit lagi.

Al Sisi telah kehilangan akal. Bagaimana mungkin tidak, kalau seandainya Adolf Hitler masih hidup, dia akan datangi Al Sisi dan berkata, "Bung, Anda ternyata lebih brutal dari pada saya. Saya mah milih-milih kaum. Kamu mah ngebantai sebagian besar rakyatmu sendiri. Dosa kamu mungkin lebih besar. Saya boleh minder sama kamu."

Al Sisi membunuh rakyat tak berdosa. Digempur dengan senjata api, padahal mereka tak bersenjata. Kalau mereka bersenjata dibaliklah itu berita. Eh, tapi ini lebih parah. Tak dilawan dengan senjata, malah mayat korban di foto dengan senjata di tangan. Manipulasi. Ini lebih buruk dari sekedar Holocaust.

Ke-tidaktransparan-an ini lah yang menyebabkan massa tamrud banyak yang beralih menjadi pro-Moursi. Mereka banyak yang merasa dibohongi. Apanya yang demokrasi? Media diputarbalik? Protestan dibunuh. Ya, Al Sisi telah kehilangan banyak pengikut, Al Sisi telah kehilangan banyak sekutu, Al Sisi telah kehilangan akal, terlebih lagi Alsisi telah kehilangan Tuhan dalam dirinya.

Mungkin, seperti halnya cerita Fir'aun, Al sisi telah mencapai tahapan ketiga, ketika semuanya akan Allah balikan lagi kepada kondisi semula. But Who knows? Let Allah make it becomes true.

Saya tahu, semua orang tahu, Moursi adalah orang yang sholeh. Ibaratnya, Moursi telah selesai dengan dirinya sendiri. Selesai dengan amalan-amalan yaumiahnya. Jadi wajarlah memang jika cobaan dia jauh lebih berat dari manusia pada umumnya.

Atas nama kemanusiaan, saya mendukung Moursi dan mengutuk perbuatan Al Sisi. Atas nama kemanusiaan, apa yang terjadi di Mesir bukanlah cara memanusiakan. Itu adalah cara 'demokrasi' merampas hak-hak kemanusiaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut