Aristo Adi Kusuma


Aristo Adi Kusuma. Salah satu orang yang pernah muncul dalam kehidupan masa kecil saya dulu. Siapa sangka, saya bisa menemukan dia lagi di media sosial saat ini. Dia yang biasa di sapa Aristo, dulunya adalah jenius kelas berat yang pernah saya temui di dunia ini.

Samar-samar teringat rambut dia yang ikal, kulitnya yang putih langsat, dan senyumnya yang khas. Aristo, entah ingatan saya masih jitu atau tidak, adalah anak seorang pegawai di Perusahaan Listrik Negara. Pun kepindahannya karena orang tuanya pindah tugas.

Beberapa hal yang dulu masih saya ingat tentang dia adalah rumor tentang kejeniusannya melebihi anak-anak kelas 6. Apakah kabar ini benar atau tidak, saya tidak tahu. Itu isu yang beredar, suatu waktu saya melihat Aristo dibawa oleh seorang guru ke kelas 6. Katanya, mau diadu matematikanya. Sebelum jam pulang sekolah, dia sudah kembali lagi di kelas dua.

Bukan Ilustrasi. Beneran.


 “Bang, tau nggak,” abang adalah panggilan akrab saya dulu, “Tadi si Aristo diadu sama anak kelas 6. Anak kelas 6 yang kalah. Dia mau diikutin lomba matematika katanya, tapi karena masih kelas 2, jadi belum boleh.”

Dan saya hanya tercengang. Gila, jenius banget nih anak.

Wajar saja, Aristo hampir tidak pernah mendapatkan nilai di bawah 80. Rata-rata 100. Kalau misal lagi sial aja dia dapat 80. Orang ini adalah orang terasem yang pernah saya temui, terutama ketika kami duduk di kelas 3 dulu.

Entah ada pelajaran apa waktu itu, IPS, atau PKN, saya lupa. Saat pengumuman, saya dapat nilai 30. Hehe. Tapi wajar, yang lain dapat 30, 20, 10, 0 juga ada. Tiba-tiba Aristo nangis terisak-isak. Guru pun datang menghampiri dan membujuknya agar diam.

“Aristo kenapa, kok nangis?”
 “Aku dapat 70,” sambil menahan isaknya, “kalau ketahuan bapak, bisa diomeli dan dipukul”

Kalau ada emoticon orang shock, pasti saya akan menggunakan emoticon itu untuk update status di facebook. -_-“

Beberapa saat setelah kejadian itu, saya mendapati Aristo pamit. Katanya dia akan pindah ke Bali. Ada perasaan senang. Tapi kebanyakan sedih, orang terjenius yang kami punya akan menghilang dari kehidupan saya. Senangnya, adalah, kalau dapat nilai rendah, biasa aja lagi, nggak ada Aristo. Haha.

Dan kini saya mendapati, dia sudah kuliah, dan menjadi sarjana di salah satu jurusan teknik di ITB. Halah!

Congratulations genious!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut