“Dahlan Iskan, Bang”
“Yang mana pula Dahlan Iskan itu?
“Masa Ndak tau, Bang? Itu loh Mentri yang naik ojeg ke Istana Presiden.”
Sekarang. Siapa yang tidak mengenal seorang Dahlan
Iskan. Jika Anda selalu menyelami media, sosok “fenomenal” ini selalu menjadi
sorot perhatian kamera dan pena. Berawal dari blog pribadi yang dikelola oleh
timnya, Dahlan Iskan atau yang lebih dikenal DIS, kini sering “dipuja-puja”
oleh media.
Saya dulu mengikuti akun twitter-nya.
Entah kenapa saya sekarang sudah malas mendengarnya. Terkadang, tokoh yang
banyak bercerita itu membosankan juga. DIS hingga kini ditaksir akan diusung
–entah oleh partai mana– untuk menjadi Presiden. Ah, sepertinya saya khawatir
jika beliau menjadi Presiden. Apalagi setelah membaca twit-twit Trio Macan
–yang terakhir saya mengetahui ada kepentingan di balik akun ‘samaran’ itu.
Terus terang saja, dulu, saat mengadakan acara leadership talk, jika memilih antara Jokowi dan DIS, maka saya akan
memilih DIS. Kontroversial. Hanya itu alasannya. Tapi kini, dengan memejamkan
mata pun saya akan lebih memilih orang yang kongkrit: Jokowi.
Jokowi dan DIS memang sama-sama menjadi sorotan media. Pencitraan,
tentu. Tetapi, dari segi kesingkronan dengan pekerjaannya, DIS agaknya selalu
melenceng. Saya pun bertanya, dia sebenarnya menteri atau artis sih? Oh,
mungkin dua-duanya. Yang diberitakan media malah tentang marah-marah di pintu
Tol, Dahlan yang duduk lesehan, atau tentang naik kereta tanpa di kawal. So
what? Sedangkan, tentang BUMN, saya piker tidak ada kejelasan. Buktinya masih
banyak BUMN yang empot-empotan. Maka saya pertanyakan, kemana focus sebenarnya?
Saya kemarin sempat refreshing
ke Gramedia. Sudah lama sekali saya tidak mencari buku-buku sejarah. Namun,
entah apa yang mengusik mata saya semenjak tadi. Oh, ya, baru saya sadari.
Buku-buku tentang DIS merebak di rak-rak. Iseng, saya menghitung, di toko
Gramedia saja, buku DIS berjumlah 16 macam. Berikut foto-fotonya:
Saya tidak tahu, ini karena banyak orang yang terinspirasi dari beliau,
atau memang disuruh? Ya, politik terkadang bisa membuat orang melakukan
segalanya. Saya senang, jika seorang menteri produktif menghasilkan buku.
Apalagi tidak menggangu fokusnya di pembangunan negeri. Ini agak keluar dari
hal normal, karena biasanya tokoh-tokoh akan membuat semacam biografi saat
tuntas menjadi menteri atau jabatan politik lainnya.
Banyak yang bilang DIS ingin menjad presiden. Mungkin ini langkahnya.
Ada juga yang bilang DIS hanya ingin menginspirasi. Mungkin ini juga
langkahnya.
Wallahu’alam. Hanya Allah yang tahu isi hati manusia.
Dari 16 nye ndak ada 1 pun yang ditulis sama Bung DIS sendiri bang :D, jadi? yasudalaya
BalasHapusAda kok, Liat aja baik-baik.
BalasHapus