3 TRANSPORTASI 3 ORANG ASING [Part II]


Orang Asing kedua saya temui di alat transportasi yang berbeda: Angkot! Oke. Ini alat transportasi terfavorit di kota-kota besar. Apalagi Bogor. Kota seribu Angkot. Saya pikir kata ini ndak sesuai lagi. Angkot di Bogor lebih dari seribu, Mas.
 
Beberapa hari yang lalu, saya baru pulang dari Jakarta. Lagi-lagi Jakarta. Dan semua orang Asing yang saya temui pasti setelah saya pulang dari Jakarta. Jadi, saya berpikir bahwa Jakarta itu semacam negara asing. Tempat berkumpulnya orang-orang asing. Haha.
 
Bogor. Hujan. Dan saya ndak suka hujan. Haha. Terus kenapa saya kuliah di Bogor? Ah, itu ceritanya panjang. Dan lebay kayak film-film korea. *mohon maaf, saya ndak suka film korea. T.T
 
Sebuah angkot menuju kampus dalam tergeletak. Penumpangnya cuma ada 2 orang. Saya dan teman saya masuk. Dia melipat payungnya. Tanpa disengaja, air hujan yang ada di payung itu mengenai kaki si orang asing tersebut.
 
“Oh, sorry”
“That’s fine,” mereka tersenyum.
 
Seusai melipat payung, teman saya bertanya kepada mereka, “Mahasiswa IPB?”
 
“Oh, ya. Kita mahasiswa. And you?”
“Ya. Kita juga. But, we have just graduated in IPB.”
 
Kami pun berkenalan. Wanita bernama Judith. Dan yang pria, “I’m Christ.”
 
“Um, I’m sorry. Can you repeat, please?”
“Christ. Christ. Kristian in Bahasa Indonesia.”
“Oalah, Kris. Haha. Where are you come from?”
“We are Germany.”
“Wow, Great! We have just go to your embassy.”
“Oh, ya? What for?”
“Um, you know, we search scholarship for our master program.”
“Where university you wanna apply?” Kata Christ.
“Um, we have not dicided yet.”
“Hamburg. You know hamburg?” Saya yang sedari tadi diam. Haha.
“Oh, ya. That’s a great place!”
 
Nah, ini awal kali pembicaraan kami. Tanpa disangka kami klop banget. Ndak usah saya cantumin semua obrolannya ya. Panjang banget. Pokoknya selama di Angkot itu kami ngobrol terus. Sampai-sampai kami turunnya kelewatan. Beuh.
 
Saya sengaja membayar angkot. Yaelah, paling berapa sih bayar angkot. Yudith mengeluarkan dompet. “No, no, Yudith. I’ve paid it.”
“So, how much I should pay to you?”
“That’s fine. Haha.”
“Oke, I’ll sent to your bill. Haha.”
 
Kami mengantar sampai ke Asrama International. Mereka nanya-nanya seputar kami, IPB, Ojek, Bogor, dan banyak lagi. “I was confused about the weather. When I was in Germany, snow felt. When I go to Yogyakarta, weather was hot. And today, I’m here. It’s rain.”
 
Haha. Itu kocak. Menurut saya kocak.
 
Basah. Semua basah. Namanya juga hujan. Kami ndak bawa payung. Ada sih, tapi Cuma 1. Masa iya dipake berempat. Haha.
 
Sesampainya di Asrama International, “What if we Invite you to Dinner tommorow?”
“Wow. That’s nice idea.”
 
Jadilah kami besoknya jam 7 malam makan malam. Dimana? Rumah Makan Murah Meriah! Haha. Ndak mungkin lah. Kami ingin menampilkan yang khas. Ok, masalahnya, makanan khas Bogor apa? Talas? Masa iya kita ngunyah-ngunyah talas? Atau Asinan? Beuh. Bisa menci-menci nih bule.
 
Finally, makan di Mie Aceh. Kenapa harus Aceh? Karena Aceh adalah Daerah Istimewa. Seperti halnya Jogja. Oke, itu nggak penting, dan bukan jawabannya. Yang terlintas di otak kami ya Mie Aceh itu.
 
Makan malam berlansung sangat hidup. Kami berdiskusi banyak. Tentang Jerman, universitasnya, orang-orang di sana, cara menghubungi dosennya, hingga sedikit belajar bahasa Jerman. Mereka terlihat sangat menikmati makanan itu, “What called for this food?”
 
“Oh, this is Mie Goreng Aceh. And, this is, Roti Cane,” Yudith mencatat di buku catatannya.“You know, this is the best ever food we eat when in Indonesia. Actually, when we order menu, we just choose randomly, because we don’t know what kind of food in menu? Haha.”

Terakhir, sebelum pulang kami memberikan baju, kerudung, keripik balado, dan gantungan kunci. “I know that your clothes is still wet untill finished your laundry. Maybe you can use this, I hope it will match with you. And choose wich one do you like (kerudung). This can you wear for syal when weather is cold on neck, or use like this (jilbab) when shine is hot.”
 
Kami mengantarkan sampai ke Asrama International lagi. Sampai disana, “Oh, we don’t  want to say good bye.” Mereka harus ke Singapura besok. Dan balik lagi entah April nanti. Esok harinya mereka mengirimkan email:

Selamat malam!
Terimah kasih untuk malam ini!!!
We enjoyed the evening staying with you very much! We are sure that we will go to the same restaurant again, because the food was so delicious. Now we are looking forward to the delicious food on Sumatra ;-)
Thank you also again for the gifts... we did not suspect. Thank you for the key.. how is it called? The key thing from Borneo. I (Judith) am collecting stones from all over the world, so I got an additional stone now :-) And thanks a lot for the scarf and the shirt. I tried it both and both it looks AND fits very well! I don't now how we came to get presents from you....
This evening, we tried the Kripik balado. Tasty!! (we are not telling you to be happy, it is really true!!!). Hopefully we can buy it in the Jambi Province, too.
Thank you again for the dinner with you! It is really nice, if we are far away from home and meeting so open minding people like you! We are sure that you won't have problems to get to know peoble in Germany. We discussed it again, and we came to the meaning, that you should really go to the north, west or south of Germany. The mentality of peoble in the eastern part is generally not as open minded as of those in the western part. It s not because we are coming form there, but we know some students in the eastern part who made not that good experience. But Hamburg might be great!!! A lot of Germans want to live there.
So, if you have any news, just write us an E-Mail. We woud be very glad if we could help you, if you need help for your master plannings for Germany!!!! Just write us an email and don't think about if you could or not. Just write!!!
We hope that we could meet you again maybe in Bogor in April or at least in Germany!
Thanks again for the great evening!
A lot of greetings,
Christian and Judith


1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut