Kenapa Ilustrasinya ini? Saya tidak paham juga. |
Mungkin agak sulit memang berkomunikasi dengan orang, apalagi jika kita tidak enakan. Tetapi, sangat tidak enak lagi mendapatkan sindiran. Sometimes, maksud sindiran itu tidak sampai kepada orang yang akan kita sindir. Maka sindir akan berbalas dengan sindir. Kesal menjadi kesal. Dendam menjadi dendam. Dosa mungkin akan bertemu dosa. Tidak akan ada habisnya.
Lugas. L-U-G-A-S. Saya senang betul dengan kata tidak bertele-tele ini. Mungkin ini yang membuat saya lebih menyukai cara tulis Dee daripada Fuad, atau penulis lainnya. Kang Abik misalnya. Ya, itu sih kalau saya bicara tentang tulisan. Mungkin karena saya orangnya lebih suka langsung ke pokok pikiran. Bertele-tele justru buang waktu. menjadi bias makna kadang-kadang.
Pernahkah kita berpikir, bahwa menegur langsung itu lebih baik dari pada menyindir? Menurut saya, menegur langsung itu lebih tulus dari menyindir. Menyindir kadang dilakukan di depan banyak orang. Mungkin, maksudnya sekalian untuk menunjukkan bahwa dirinya hebat merangkai kata. O’o.
Tapi, saya tidak suka juga ditegur langsung. Apalagi kalau sudah menyentuh sisi privasi. Tidak ada bedanya. Mungkin lebih menyakitkan untuk beberapa orang perasa seperti saya. Bagaimana kalau menegurnya di belakang? Saya pikir ini lebih baik. Ini lebih menjaga perasaan. Dan ini lebih manusiawi.
Setelah saya pikir-pikir, tulisan ini menyindir juga. Yasudahlah, saya tidak tidak meniatkan untuk menyindir. Untuk kita pahami bersama saja.
Kalembo Ade.
0 komentar:
Posting Komentar