Membaca Pesan Tubuh


Teringat samar-samar wajah sang guru, saat dulu, "Pak, mungkin ga sih kita bisa menilai orang dari kebiasaan sepintas?"

"Jangan ngaco kamu!"

Ok, baik. Saya mengalah saat itu. Saya anggap memang nggak masuk akal. Tetapi, otak saya sangat sulit diatur, kadang berpikir sendiri tanpa kontrol. Semua hal yang sama akan direkam, diolah, hingga saat menemukan benang merah, akan dihasilkan kesimpulan. Meskipun belum tentu kebenarannya. Saya puas.

Kebiasaan saya dari dulu, adalah memperhatikan kebiasaan ganjil seseorang. Menurut orang mungkin tidak ganjil, tapi menurut saya ganjil. Misalnya apa? Cara jalan. Cara senyum. Cara Salaman. Cara bersin. Cara dia meremas jari. Bentuk kuku. Dan lainnya.

Hingga sampai pada sebuah kesimpulan, sifat bawaan itu, seperti genetika, akan terlihat dan butuh waktu yang lama dan usaha yang keras untuk menutupinya.

Saya tidak akan menceritakan semua, karena sangat banyak sekali. Tapi ada beberapa yang sangat lazim, misalnya:

1. Berjalan.
Kegiatan ini pasti akan dilakukan oleh semua orang normal. Pada saat orang berjalan, semua bagian tubuh akan ikut reflek bergerak. Hal ini untuk mengimbangi posisi badannya. Ada orang yang mengayunkan tangan (lemes: easy going; kaku: ekstrim). Ada orang yang jalannya cepet-cepet (menghargai waktu, kalau bukan karena kepepet. haha). Ada orang yang jalannya lelet (malasan). Ada yang jalannya nyenggol (pemikir), ada yang jalannya ngangkang (masa bodoh).

2. Salaman
Salaman adalah bentuk kontak fisik yang lazim kita temui. Salaman ini sebenarnya memberikan kesan tersendiri, dan biasanya ampuh. Ada yang salaman wajar, berarti dia orang yang wajar. Ada orang yang salaman dengan menekan tangan orang lain, berarti dia orang yang ambisius. Ada orang yang salaman seala kadarnya, berarti dia orangnya bergerak kalau ada maunya aja. Ada pula yang berjabat tangan sambil digoyang-goyangkan, berarti dia energik. Ada lagi orang yang membuat kombinasi gerakan salaman, ini bukan alay, tapi seorang yang kebanyakan follower.

3. Wajah
Ini adalah cara yang paling gampang menentukan, apakah orang ini mudian atau tidak. Orang yang wajah kiri dan kanannya sama (simetris) cenderung adalah orang yang tidak terusik oleh suasana hatinya. Sedangkan, orang yang wajah kiri dan kanannya beda, adalah orang yang mudian. Semakin jelas perbedaannya, semakin sering perubahan suasana hatinya.

4. Jari
Saya setuju dengan guru SD saya dulu, untuk melihat orang itu bersih atau tidak, lihatlah jarinya. Ya, orang yang jarinya bersih, adalah orang yang pandai merawat diri dan lingkungannya. Saya tidak menyertakan orang yang melakukan perawatan kuku di salon. Ini beda lagi halnya. Maksud saya, mereka yang terbiasa menggunting kukunya, merawat jarinya, adalah orang pandai merawat diri. Dari jari juga kita bisa melihat ketangkasan seseorang. Orang yang memiliki jari telunjuk, tengah, dan manis rata, akan cenderung memiliki ketangkasan yang tinggi. Orang yang jemari telunjuknya lebih rendah dari jari manis, berarti dia menyukai tantangan.

5. Bibir
Singkatnya, orang yang memiliki bibir atas yang tipis adalah orang yang pendiam. Dia lebih suka memendam apa yang ada di hatinya. Kata-katanya adalah pemungkas. Orang yang bibir atasnya tebal, berarti dia lebih banyak bicara, meski kadang untuk hal-hal yang tidak perlu.

6. Mata
Mata, memang tidak pernah bisa bohong. Mungkin lebih tepatnya sulit. Karena ada saja orang yang lolos dari interogasi dengan sensor kebohongan pada pupil. Saya tidak akan membicarakan tentang itu. Mata sangat membantu kita memahami prilaku seseorang, dan ada banyak sekali macamnya. Ada orang yang toleransi, jarak kedua matanya berjauhan. Ada orang yang penganalisis, kelopak matanya ditutupi oleh selaput pelangi. Ada orang yang memiliki alis lurus (pendamai), ada orang yang alisnya berbentuk huruf V (cinta musik), dan lainnya.

Seperti yang saya bilang. Sangat banyak, saya tidak akan membahasnya di tulisan ini.

Akhir-akhir ini saya membeli sebuah buku You can read face like a book, dan buku ini membenarkan apa yang saya amati. Menurut penulis, akurasinya mencapai 92%. Ilmu seperti ini disebut degan fisiognomi. Hanya saja sudah banyak perubahannya.

Semoga bermanfaat.

2 komentar:

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut