Mahesa #16 Karena Aku Melayu


Selembar foto terselip di antara halaman buku tua. Ujungnya telah usang karena sering kali terlipat. Di dalam foto tersebut seorang bapak berpeci putih duduk sebelahan dengan seorang wanita berjilbab rapat. Wanita tersebut memangku seorang anak gadis. Sedang seorang anak lelaki berusia tidak lebih dari sepuluh tahun berdiri di samping ayahnya.

Ada mata yang memperhatikan lekat-lekat foto tersebut. Salah satu gambar yang dimiliki oleh Zabeela untuk mengingat ayahnya. Mungkin telah menjadi mendiang. Sudah lama ia menghilang. Setelah pemerintah resmi mengumumkan bahwa seorang pengacara muslim dari Selatan Thailand hilang tanpa kabar. Bagaimana pun Zabeela rindu akan hadirnya seorang ayah.
   
Tidak ingin terlalu lama larut dalam lamunan masa lalunya, Zabeela menutup kembali dan memasukkan buku tersebut dalam ranselnya. Ia menengok setelah menyadari hadirnya seseorang. Wanita paruh baya telah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Umi..."

"Hatimu telah bulat, Nak?" Bahasanya halus sekali. Seakan merayu anaknya untuk memikirkan ulang keputusannya. Zabeela hanya mengangguk sembari menengok ke arah ibundanya. Wanita itu mendekat dan duduk di samping anak gadisnya. Kedua tangannya memeluk sesosok tubuh yang dulunya mungil, kini telah menjadi seorang wanita yang tegar.
 
"Kita memang ditakdirkan menjadi wanita yang kuat, Nak." Zabeela menghela napas dalam pelukannya.

"Kadang Umi berpikir, perjalanan ini hanya akan berakhir sia-sia. Kemana lagi kita harus mencari keadilan di dunia ini? Seorang wanita dan dua orang putrinya menantang kedzoliman," ia mencium ubun kepala gadisnya yang masih dibalut hijab, "Sampai ketika Umi teringat, ia bahkan tidak pernah mengemis kepada kemunafikkan. Perjalanan ini harus tetap diteruskan."

"Umi...," Zabeela melepaskan pelukannya, "Jika lah ada suatu hal yang sia-sia di dunia ini. Maka malu lah kita kepada Tuhan yang telah memberikan segala yang kita butuhkan secara percuma." Ia menatap ibundanya dalam-dalam. "Kepergian bapak tidak akan pernah menjadi sia-sia. Bahkan ketika kita berhenti melangkah saat ini juga. Bee meminta izin, Umi Ridho, ketika salah satu dari kami tidak akan pernah pulang suatu hari nanti."

~ ~ ~

Mar duduk di samping Bee yang sedang termenung menatapi iringan pagar yang berbaris rapi dan berjalan mundur. Dalam pikirnya, tidaklah lain selain apa yang telah terjadi di masa-masa lampau saat Umi memintanya untuk menjadi wanita biasa-biasa saja. Mengikuti kemana pun gembala hatinya melangkah. Namun, kini permintaan itu kian tertutupi oleh kenyataan-kenyataan yang harus mereka telan bulat-bulat. Kepahitan hidup yang tidak semua orang di dunia ini peduli. Karena kepedulian telah tergadaikan oleh hembusan hidup nyaman.

"Bilamana semuanya akan baik-baik saja, Mar?"

Wanita itu membersihkan tenggorokannya. Ia membiarkan beberapa tegukan air membasahi. "Seperti yang selalu aku katakan, Bee. Kita hanya melakukan, Tuhan yang menentukan." Udara dingin keluar sederas kenangan yang melintasi pikiran Zabeela. Kini mereka memasuki daerah gelap. Garis-garis cahaya merambat masuk menerpa wajah jelita Zabeela.

"Semoga mereka baik-baik saja."

Zabeela sudah hanyut dalam lamunannya lagi. Ia teringat kembali kepada adik lelakinya yang pulang dengan tubuh terbujur kaku. Bibirnya membiru. Bee menutup matanya. Dahinya mengernyit. Seakan mimpi buruk yang dialaminya muncul kembali. "Kamu tidak bisa begini terus, Bee."

"Seseorang membunuh karena kekuasaan."

"Atau karena agama?" Mar menambahkan. Bee menggeleng, "Karena aku melayu."

2 komentar:

 

Instagram

Populer

Kategori

AEC (6) Aksel Zoo (3) Asean (2) bima (1) buku (3) CAFTA (2) cerpen (4) cool (1) curhat (5) election (1) Experience (17) Filsafat (2) fotografi (5) history (2) hobby (7) Ilmu (2) indah (1) indonesia (13) industri (4) inspirasi (18) islam (3) joke (1) Kebudayaan (12) kenangan (1) kritisi (22) Leadership (20) mahesa (17) marketing (3) Moral (49) movie (1) pendidikan (4) Pergerakan (14) photography (1) pilpres (2) politik (1) prinsip (12) quote (4) sejarah (4) share (71) Shuttlers (1) thailand (13) tokoh (3) travel (4)

Pengunjung

Pengikut