Apakah masa kecil Anda diwarnai oleh percekcokkan siapa yang curang dan dicurangi saat bermain kelereng? Apakah dulu Anda pernah sembunyi di kolong tempat tidur saat bermain petak umpat? Apakah dulu Anda pernah jatuh terguling-guling saat lomba balap karung?
Apakah Anda pernah mendapatkan biji congklak 2 kali lipat lebih banyak dari lawan main Anda? Apakah Anda pernah berlari melewati 2 atau 3 orang penjaga saat bermain gerobak sodor? Apakah Anda juga pernah lari berebutan layangan yang putus sampai naik ke genteng rumah orang?
Apakah Anda pernah ke kebun bambu untuk perang dan membuat pistol bambu? Apakah dulu Anda pernah memotong batang pohon jambu untuk dijadikan ketapel? Apakah dulu Anda pernah memecahkan genteng untuk membuat batu engklek? Dan Apakah Anda masih ingat lagu Hom Pim Pa?
Jika jawabannya Iya, masa kecil Anda pasti lah bahagia. :)
Iseng saat saya buka sebuah email, ada sahabat saya mengirimkan sebuah link youtoube. Saya pikir, "Ah, ini mah pasti spam." Tapi saya penasaran juga, link apa ini? Ternyata liputan Tedx Jakarta. Namanya Zaini Alif. Beliau sarjana permainan. Check it out!
Saya suka beberapa dari quotenya:
"Negara kita ini negara main-main, karena kita selalu bermain"
"Games itu tidak serius, tapi tidak main-main"
"Boleh lah belajar teknologi dari Jepang atau Amerika, tapi saat orang ingin belajar tentang Permainan Tradisional, mereka akan datang ke Indonesia. Karena kita kaya akan kebudayaan."
"Hom, artinya Tuhan. Hom Pim Pa Alai Hom, artinya dari Tuhan akan kembali lagi ke Tuhan. Dan Gambreng, artinya mengingatkan. Hei kalian semua!"
Wow. Just Wow!
Ternyata permainan, yang (oleh sebagian besar) orang tua masa kini bilang tidak ada gunanya, banyak menyimpan pelajaran moral. Amazing. :)
0 komentar:
Posting Komentar