”IBU, kenapa bendera kita hanya merah dan putih?//
“Ibu, siapakah yang menciptakan negara ini?”//
Ibu hanya terdiam.
Bukan sekadar jahitan kain merah dan putih yang berkibar bebas di langit luas. Bukan pula sekedar kombinasi burung garuda dan lima dasar negaranya. Apalagi serangkaian pulau yang terikat dalam satu perjanjian untuk hidup bersama. Bukan. Indonesia ialah negara yang kental akan identitas, hal ini ternyata sudah lahir jauh sebelum tahun 1945.
Sejarah panjang yang dialami Indonesia, sudah tercipta sejak lampau. Layaknya seorang bayi, Indonesia memiliki nama kecil, ia dikenal sebagai nusantara. Gugusan pulau yang terhubung dari Sabang sampai Merauke ini eksis dalam arus peradaban dunia. Kekayaan alamnya yang melimpah, menjadi nilai luhur tersendiri yang masih terpendam hingga saat ini. Indonesia pun sempat menjadi negara yang paling ditakuti di dunia, ialah saat kejayaan Majapahit di bawah kendali Raja Hayam Wuruk dan patih Gadjah Mada. Kegemparan dunia ditengarai oleh Sumpah Palapa yang diikrarkan Gadjah Mada untuk menyatukan Nusantara. Ya, dia berhasil. Tapi, tidak lama.
Rentetan peristiwa yang menyusun batu sejarah Indonesia paling dikenal saat masa ekspansi perdagangan hingga terjadinya kolonialisasi oleh Portugis, juga Belanda, terlebih lagi Jepang. Keunggulan letak strategis yang dimiliki Indonesia, menakdirkan Indonesia masuk dalam plotting jalur sutra. Perluasan jalur perdagangan Asia dan timur tengah, juga untuk menyebarkan agama, menempa karakter nusantara sebagai negara multi-agama. Hingga masuknya kolonialisasi, banyak kerajaan yang runtuh, pertahanan nusantara diremukkan dari dalam. Alhasil, kerapuhan yang dialami ini dimanfaatkan pihak kolonial untuk menguasai nusantara: eksploitasi manusia, lingkungan, dan sumber daya alam guna mengisi kas negara pribadi saat perang dunia.
Kita tahu, dua setengah abad Indonesia diperas oleh “geng dagang” Verenigde Ost Indische Company (VOC). Hingga akhirnya, perjuangan pahlawan merobek bendera merah biru putih terjadi. Inikah awal sejarah dari bendera merah putih? Lantas, kenapa harus merah putih? Kenapa tidak merah biru? Atau putih biru? Pernahkah hal demikian terbesit dalam pikiran kita? Itulah mengapa, Indonesia bukan diciptakan sejarah, namun dilahirkan. Siapa?
Indonesia tercipta dengan tidak instan, semua butuh perjuangan. Dianalogikan, Indonesia adalah sperma terbaik yang mampu menembus dan membuahi sel telur. Bisa dibayangkan, jutaan sel sperma saling berkompetisi untuk merobek selimut pembungkus sel telur, yang lambat dan yang lemah pasti kalah. Hanya satu yang mampu menembus sel telur. Empat puluh empat hari lamanya janin berkembang, menyempurnakan setiap garis-garis dan lekuk tubuh sang calon bayi. Menyerap sari-sari makanan yang disalurkan lewat plasenta orang yang tidak dikenalnya. Menyerap, menyerap, dan terus menyerap, hingga akhirnya lahir dari jerih payah sosok wanita yang begitu asing baginya. Ialah Ibu yang mempertaruhkan nyawanya, berjuang untuk setiap tetes darahnya, demi anaknya. Merahnya darah melambangkan keberanian Ibu.
Seorang bayi yang baru dilahirkan selalu menangis. Aktivitas yang biasanya terdengar “menyebalkan” ini tidak sama seperti yang dirasakan oleh seorang ibu yang mengorbankan jiwa dan raganya untuk melahirkan. Sangat senang. Bahkan untuk mendengarkan tangisan tersebut, Ibu melupakan sakit tak terkira yang dia rasakan. Saat dilahirkan, plasenta yang menghubungkan sang bayi dan Ibu dipotong, dengan harapan sang bayi dapat tumbuh dengan cepat dan mampu mandiri. Benar saja, usai dibersihkan dari darah dan ari-ari, sang bayi pun ditengkurapkan di atas dada Ibu. Ia tahu dan memang harus tahu, ada sumber makanan yang akan dikonsumsinya selama kurang lebih dua bulan lamanya. Air berwarna putih keruh ini adalah minuman terbaik yang paling cocok dengan sistem pencernaannya selama beradaptasi. Putihnya ASI melambangkan kesucian dan ketulusan Ibu.
Ternyata, Indonesia telah lahir sejak lama. Sejak penduduk nusantara lahir pertama kali. Bisa Anda bayangkan, apa yang terjadi jika tidak ada Ibu? Apakah bendera kita akan berwarna merah putih? Apakah Indonesia akan tercipta? Atau mungkin Indonesia akan terus dijajah hingga sampai saat ini? Ya, Indonesia tercipta dari sosok seorang Ibu. Ibu yang memiliki harapan agar anaknya dapat tumbuh dan dewasa. Ibulah sebenarnya yang merangkul semangat persatuan ini. Inspirasi dari hadirnya sang saka merah putih yang merupakan lambang dari seorang Ibu. Merah untuk keberaniannya mempertaruhkan jiwa raga, putih untuk ketulusan dan kesuciannya. Karena Ibu, Indonesia ada. Menyakiti merah putih adalah menyakiti Ibu pertiwi. Artinya, juga menyakiti Ibu kita. Melindungi Indonesia adalah melindungi Ibu kita. Membangun Indonesia adalah membangun mimpi ibu-ibu kita. Terima kasih Ibu, semoga hari ini menjadi momentum agar tercapainya mimpimu oleh anak-anakmu ini. Selamat Hari Ibu.
Aldian Farabi
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
dimuat dalam okezone:
http://kampus.okezone.com/read/2010/12/24/367/406785/karena-ibu-indonesia-ada
FAKSI BINTANG #4 Just Do It!
4 tahun yang lalu
asiiik ada posting baru
BalasHapuswah... cool..
BalasHapusinspiring post